Der Führer dengan lambang Nazinya |
Simbol Nazi adalah lambang atau logo yang digunakan oleh Partai Sosialis Nasional (NAZI), Jerman, pimpinan Adolf Hitler pada tahun 1910-1945. Simbol utama yang digunakan adalah lambang Swastika, yang biasa dikenal dengan hakenkreus atau salib yang berkait.
Arti dari bendera Nazi tersebut adalah :
- Warna merah : merupakan ide-ide sosialis disetiap pergerakan
- Warna Putih : melambangkan ide Nasionalis
Sedangkan lambang
swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas kemenangan bangsa
Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif yang
mereka kerjakan. arena Partai Nazi melakukan praktek-praktek kekerasan
dan melakukan berbagai macam pembunuhan, simbol swastika yang menjadi
lambang partai inipun jadi ternoda. Arti simbol ini kemudian terdistorsi
dari yang tadinya berkonotasi positif menjadi negatif. Setiap melihat
bendera dengan lambang swastika, orang-orang selalu mengidentikkan
dengan Nazi dan menganggap simbol ini adalah simbol kebencian,
kekerasan, kematian dan pembunuhan.
Jadi sekali lagi saya
tidak mengkomentari tentang tindakan Hitlernya. Perkara baik dan
buruknya itu bukan sesuatu yang ingin saya bahas. Tapi jelas sebuah
symbol yang memberikan saya kecurigaan menjadi mendasar. Karena memang
benar adanya bahwa symbol dari bendera Nazi ini merupakan satu rangkaian
sejarah yang teramat panjang.
Tidak bisa kita
pungkiri, Pada jaman dahulu selalu menggunakan imajinasi dengan satu
kesatuan sejarah dari jaman sebelumnya. Jadi bilamana memang Nazi itu
ada pada tahun 1920 maka symbol dari bendera itu akan mengambil jauh
kebelakang dari waktu itu. Dan bilamana memang seperti itu yang terjadi
adalah symbol itu merupakan transformasi dari symbol-symbol yang sudah
ada pada jaman sebelumnya.
Simbol tersebut, yang
dikenal dengan Swastika atau Svasti adalah simbol suci dalam tradisi
Hindu. Simbol yang melambangkan kesucian ini tidak hanya ada di dalam
tradisi Hindu saja, Budha contohnya, di temukan beberapa patung suci
Budha yang mengenakan kalung dengan anak kalungnya berupa simbol
tersebut.
Swastika pernah (dan
masih) mewakili hal-hal yang bersifat luhur dan sakral, terutama bagi
pemeluk Hindu, Jaina, Buddha, pemeluk kepercayaan Gallic-Roman (yang
altar utamanya berhiaskan petir, swastika dan roda), pemeluk kepercayaan
Celtic kuna (swastika melambangkan Dewi Api Brigit), pemeluk
kepercayaan Slavia kuno (swastika melambangkan Dewa Matahari Svarog)
maupun bagi orang-orang Indian suku Hopi serta Navajo (yang menggunakan
simbol itu dalam ritual penyembuhan). Jubah Athena serta tubuh Apollo,
dewa dan dewi Yunani, juga kerap dihiasi dengan simbol tersebut.
Jadi sebenarnya simbol
tersebut adalah lambang ke agungan dan kesucian. Kesucian yang harus
terus berada di jalan yang lurus, adil dan seimbang tanpa memihak
siapapun juga kecuali keadialan dan kebenaran itu sendiri. Ketika
kesucian dan kebenaran sudah tidak lurus lagi, maka tak jarang kesucian
dan kebenaran hanyalah sebagai tameng untuk menutupi kekejaman yang luar
biasa. Mungkin hal tersebutlah yang mengakibatkan lazi memiliki lambang
tersebut tapi miring kekiri sekitar 45 derajat.
Pada tahun 1920, Adolf
Hitler memutuskan Partai Nazi membutuhkan simbol dan bendera sendiri.
Bagi Hitler, bendera merupakan simbol bagi perjuangan mereka. Tanggal 7
Agustus 1920 saat Kongres Salzburg, bendera dengan lambang swastika
menjadi simbol resmi Partai Nazi. Hitler mendeskripsikann arti dari
bendera tersebut, arti warna merah merupakan ide-ide sosialis disetiap
pergerakan, warna putih melambangkan ide nasionalis, sedangkan lambang
swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas kemenangan bangsa
Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif yang
mereka kerjakan.
Karena Partai Nazi
melakukan praktek-praktek kekerasan dan melakukan berbagai macam
pembunuhan, simbol swastika yang menjadi lambang partai inipun jadi
ternoda. Arti simbol ini kemudian terdistorsi dari yang tadinya
berkonotasi positif menjadi negatif. Setiap melihat bendera dengan
lambang swastika, orang-orang selalu mengidentikkan dengan Nazi dan
menganggap simbol ini adalah simbol kebencian, kekerasan, kematian dan
pembunuhan.
Bagaimana Arti Simbol Swastika Sekarang?
Pada waktu lampau, arah
dari swastika menyebabkan simbol ini memiliki arti yang berbeda. Arah
swastika yang searah jarum jam memiliki arti kesehatan dan kehidupan,
sedangkan swastika yang berlawanan arah jarum jam berarti nasib buruk
atau ketidakberuntungan. Namun sejak Nazi menggunakan simbol swastika
yang searah jarum jam maka orang mengubah pengertian sebelumnya menjadi
sebaliknya.
Swastika dan Agama Hindu dan Budha
Saat ini, arti dari
swastika masih menjadi polemik yang tak berujung ditengah masyarakat
dunia. Bagaimana bisa satu simbol memiliki dua arti yang saling bertolak
belakang? Namun hal ini membuat sebagian kalangan yang menggunakannya
sebagai simbol keagamaan menjadi terkena imbasnya. Di Agama Hindu dan
Budha lambang swastika merupakan simbol suci yang biasa digunakan untuk
melambangkan kehidupan dan keberuntungan. Orang-orang yang tidak
mengetahui arti asli dari swastika terkadang sangat skeptis dengan
simbol ini. Padahal sebenarnya Nazi-lah yang mengambil keuntungan dari
simbol swastika dan menggunakannya dalam praktek-praktek yang tidak
berperikemanusiaan.
Swastika termasuk simbol
paling populer di dunia. Gambar berbentuk mirip tanda plus yang
ujungnya menikung membentuk baling-baling, dikenal sabagai simbol Nazi.
Setelah digunakan oleh Hitler sebagai simbol partainya itu, swastika
menjadi lekat dengan Nazi. Ini menjadi perubahan yang sangat ekstrem
bagi swastika.
Sejatinya swastika
adalah simbol kuno yang sudah dipakai sekitar 3.000 tahun lalu. Simbol
ini mirip dengan simbol yang digunakan masyarakat Mesir kuno, bernama
Ankh. Situs history1900s.about.com menuliskan bahwa simbol seperti ini
umum digunakan sebagai hiasan gerabah serta koin pada sekitar 1.000
tahun sebelum masehi.
Selama ribuan tahun
kemudian, simbol ini menjadi gambar yang bisa dikatakan universal. Tak
hanya digunakan oleh masyarakat Mesir kuno, simbol swastika juga dipakai
masyarakat Cina, Jepang, India, juga Eropa bagian selatan. Artinya,
selama ribuan tahun sebelum Hitler lahir, simbol ini sudah sangat
populer di dunia.
Di abad pertengahan
memang swastika sudah digunakan berbagai wilayah dengan nama yang
berbeda satu sama lain. Di Cina, simbol ini diberi nama wan, di Inggris
disebut fylfot, warga Jerman menyebutnya hakenkreuz, dan di Yunani
dinamakan tetraskelion and gammadion. Sedang nama swastika berasal dari
bahasa sansekerta.
Simbol ini memang juga
dipakai warga India, tempat bahasa sansekerta tumbuh. Konon, warga asli
benua Amerika juga menggunakan simbol ini, meski tidak menyebutnya
dengan nama spesifik. Di masa Perang Dunia I, simbol ini masih terlihat
di bahu pasukan Amerika yang tergabung dalam American 45th Division.
Simbol ini juga banyak digunakan di kemasan rokok, gedung, juga kartu
pos.
Begitu populernya simbol
ini, mendorong Nazi yang mulai mengambil tampuk kekuasaan Jerman sejak
tahun 1933, untuk menjadikan swastika sebagai simbol utamanya. Di zaman
modern, simbol ini kemudian lebih banyak dikenal sebagai simbol partai
Nazi. Tak hanya itu, simbol swastika juga kemudian dimaknai secara
negatif.
Padahal, hingga awal
tahun 1900an, simbol ini punya makna yang positif. Swastika lebih
diartikan sebagai simbol keberuntungan, kekuatan, semangat, matahari,
juga simbol kehidupan. Banyak pihak menggunakan simbol tersebut untuk
memompakan semangat dan energi positif dalam dirinya.
Istilah swastika sendiri
berasal dari bahasa sansekerta su yang berarti baik dan asti yang
berarti menjadi. Sedangkan ka dalam istilah tersebut merupakan imbuhan.
Jika disatukan, istilahnya menjadi swastika yang berarti menjadi baik.
Lalu bagaimana kisahnya
swastika kemudian menjadi simbol Nazi? Hingga awal tahun 1800an, Jerman
masih menjadi kekaisaran yang tidak punya simbol pemersatu yang kuat.
Hingga tahun 1871, Jerman belum menjadi satu negara yang bersatu.
Swastika juga dianggap sebagai warisan suku Indian yang dipercaya
sebagai asal muasal ras Arya, penduduk asli Jerman.
Untuk menghindari
ancaman perpecahan, kemudian kelompok nasionalis Jerman menjadikan
swastika sebagai simbol pemersatunya. Secara resmi, simbol tersebut
kemudian digunakan oleh Liga Senam Jerman. Swastika menjadi semakin
populer di Jerman. Di awal abad ke-20, simbol ini menjadi mudah sekali
ditemukan di Jerman.
Di tahun 1920, Adolf
Hitler memutuskan partainya, Nazi memerlukan simbol dan bendera yang
mewakili semanngat perjuangan dan mudah dikenali. Akhirnya, pada 7
Agustus 1920, dalam Kongres Salzburg, Nazi menetapkan swastika sebagai
simbol dan sekaligus bendera partai.
Dalam bukunya, Mein
Kampf, Hitler menggambarkan bahwa dalam bendera Nazi terlihat simbol
warna merag sebagai ide gerakan sosial, putih sebagai ide nasionalisme,
dan swastika sebagai simbol perjuangan bagi ras Arya untuk meraih
kemenangan.